Jumat, 24 Juni 2016

Kidung Ilir-Ilir

KIDUNG ILIR-ILIR
oleh Sunan Qodli Zaqo (Sunan Kali Jaga).
Ilir-ilir, ilir-ilir
Tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo
Tak sengguh temanten anyar 
Bait di atas secara hakekat menggambarkan hamparan Nur Hayat yang baru Tajali dalam diri seseorang, yang dihiasi oleh tiupan angin yang menimbulkan Gesekan Suara Ilahi yang terdengar lembut. Inilah Tingkat awal bagi orang yang baru di "Nikahkan" sebagai pengantin baru oleh Guru Mursyidnya.
Bocah angon, bocah angon
Penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekno
Kanggo mbasuh dodot-iro
Anak gembala, Anak gembala.
Panjatlah buah belimbing itu.
Panjatlah meskipun licin,
karena buah itu
Berguna untuk membersihkan pakaianmu.


Buah belimbing yang seringkali bergigir lima itu melambangkan pohon Sidrah Al Muntaha yang berbuah Cahaya Bintang Bersegi Lima (An Najm) yang berguna untuk membersihkan Kegelapan diri. Untuk mendapatkan Cahaya ini harus diusahakan, betapapun licinnya pohon itu, betapapun sulitnya hambatan yang kita hadapi. Anak gembala dapat diartikan sebagai seorang manusia yang telah di anugerahkan Tujuh Ekor Hewan sebagai hewan gembalaanya, yaitu tujuh pintu hawa nafsunya. Tujuh Hewan ini harus digembalakan dengan lima jari tangannya sendiri.
Dodot-iro, dodot-iroKumitir bedah ing pinggirDondomono, jlumatonoKanggo sebo mengko sore
Pakaianmu berkibar tertiup angin,
Robek-robek di pinggirnya.
Jahitlah dan rapikan
Agar pantas dikenakan untuk "menghadap" nanti sore.

"Sebo" adalah istilah yang dipergunakan untuk perbuatan atau tata laku 'sowan' atau menghadap Gusti Allah di Istana-Nya.

Makna pakaian adalah tata cara perilaku atau sikap mental kita.Menghadap bermakna menghadap untuk menemui Allah. Nanti sore melambangkan waktu senja dalam kehidupan, menjelang kematian kita. Sempurna-Nya Tajali Nur Ilahi dalam diri sangat tergantung dari kebersihan diri kita. Seringkali diri ini terpengaruh oleh sandiwara dunia sehingga dalam diri terdapat banyak sampah dan kotoran. Inilah yang dimaksud dengan robeknya pakaian kita, sehingga harus di jahit ketika kita ingin sebo atau menghadap Gusti Allah.
Mumpung padhang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Manfaatkan Cahaya Terang yang ada, jangan tunggu sampai kegelapan tiba. Manfaatkan keluasan kesempatan yang ada, jangan menunggu sampai kematian datang menjemput.

"Hai manusia ! Sesungguhnya engkau harus berjuang dengan perjuangan yang keras untuk menemui Tuhanmu , sampai engkau bertemu dengan-Nya". QS 84 : 6)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar