Jumat, 02 September 2016

Duduk Tahiyat dan Tasyahud

"Penghormatan yang berikan Allah kepada mereka pada hari mereka menemui-Nya adalah Salam dan Allah menyediakan juga bagi mereka pahala yang mulia". (QS Al Ahzab 33 : 44)
Sesungguhnya bacaan shalat saat kita duduk tahiyat adalah dialog antara Rasulullah Saw dengan Allah Swt saat beliau bertemu dengan-Nya pada peristiwa Isra dan Mi'raj.
Pada malam terjadinya Isra Mi'raj, Nabi Muhammad Saw melakukan perjalanan ke Sidrahtul Muntaha hingga tiba di Arsy dan bertemu dengan Allah Swt.
Bayangkanlah betapa indah dan luar biasa dahsyatnya moment ini, sehingga terjadilah percakapan agung antara Muhammad Rasulullah SAW dengan Allah Subhanahu wata'ala, saat Rasulullah SAW mendekat dan memberi salam penghormatan kepada Allah SWT.
ATTAHIYYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWATUTH THAYYIBAATU LILLAAH.
Semua ucapan penghormatan, pengagungan dan pujian hanyalah milik (Engkau Ya) Allah.
Kemudian Allah SWT menjawab sapaannya :
ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.
Segala pemeliharaan dan pertolongan Allah untukmu wahai Nabi, begitu pula rahmat Allah dan segala karunia-Nya.
Mendapatkan jawaban seperti ini, Rasulullah SAW tidak merasa jumawa atau berbesar diri, justru beliau tidak lupa dengan umatnya.
Beliau menjawab dengan ucapan :

ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBADILLAAHISH SHAALIHIIN.
Semoga perlindungan dan pemeliharaan diberikan kepada kami dan semua hamba Allah yang shalih.
Bacalah percakapan mulia itu sekali lagi… itu adalah percakapan Sang Tuhan dan hamba-Nya, mereka saling menghormati satu sama lain, menghargai satu sama lain dan lihat betapa Rasulullah SAW mencintai kita umatnya, bahkan beliau tidak lupa dengan kita ketika dia liqa dan bermuwajaha di hadapan Allah. Kemudian beliau semakin mendekat kepada Allah Swt, sehingga tersingkaplah hijab-Nya yang terdalam, yang membuat beliau terfana dan bersaksi :

ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah.
Jadilah rangkaian percakapan dalam peristiwa ini menjadi suatu bacaan dalam SHALAT yaitu pada posisi Tahiyat Awal dan Akhir, yang kita ikuti dengan shalawat kepada Nabi sebagai sanjungan seorang individu yang menyayangi umatnya...
Mungkin sebelumnya kita tidak terpikirkan arti dan makna kalimat dalam bacaan ini.
Mudah-mudahan dengan penjelasan singkat ini kita dapat lebih meresapi makna shalat kita. Sehingga kita dapat mencontoh Sholat Nabi Muhammad Saw sebagai mi'rajnya orang mu'min untuk bertemu dengan Allah Swt.
Semoga bermanfaat juga, untuk menambah kekhusu'an sholat kita hingga tercapai pertemuan dengan Allah ketika kita melakukan ritual sholat.
Aamiin Allahumma Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar