Minggu, 22 Mei 2016

Hakikat Malam Nishfu Sya'ban

إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا. فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا. فَيَقُولُ: أَلاَ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ
أَلاَ مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلاَ مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلاَ كَذَا أَلاَ كَذَا، حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ
Jika MALAM NISHFU SYA’BAN tiba, maka BERIBADAHLAH DI MALAM HARINYA dan BERPUASALAH DI SIANG HARINYA, karena sesungguhnya ketika matahari terbenam di MALAM NISHFU SYA’BAN Allah turun ke langit dunia dan berkata, “ADAKAH YANG MEMINTA AMPUN KEPADAKU SEHINGGA AKU MENGAMPUNINYA, ADAKAH YANG MEMINTA REZEKI (KARUNIA) KEPADAKU SEHINGGA AKU MEMBERINYA REZEKI, ADAKAH YANG SEDANG MENGALAMI MUSIBAH SEHINGGA AKU MENYEMBUHKANNYA (MENYELAMATKANNYA), ADAKAH…ADAKAH.., (Demikian Allah terus memberikan tawaran kepada hambaNYA) hingga tiba waktu Fajar. (HR Ibnu Majah)
Rasulullah saw bersabda:
إنَّ الله ـ عَزَّ وَجَلَّ ـ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبانَ إلى السَّماءِ الدُّنْيا فَيَغْفِرُ لأكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعرِ غَنَمِ كَلْبٍ
Di malam NISHFU SYA’BAN, ALLAH ‘Azza Wa Jalla turun ke langit dunia dan memberikan ampunan sebanyak bulu domba yang dimiliki oleh suku Kalb. (HR Tirmidzi Dan Ibnu Majah)
Apakah hakekat malam Nishfu Sya'ban ?
Nisfhu artinya tengah atau pertengahan. Sedangkan Sya’ban adalah bulan kedelapan dalam kalender Islam. Dinamakan Sya’ban, karena orang-orang Arab pada bulan-bulan tersebut yatasya’abun = berpencar untuk mencari sumber mata air.
Dikatakan juga karena mereka tasya’ub = berpisah-pisah di gua-gua.
Dan dikatakan juga sebagai bulan Sya’ban karena bulan ini muncul = sya’aba di antara dua bulan Rajab dan Ramadhan.
Sya'ban diambil kosa kata bahasa Arab yang berasal dari kata syi'ab yang artinya jalan di atas gunung.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka secara hakekat nisfu sya'ban adalah suatu proses menyatukan perjalanan kesadaran, (yang selama ini berjalan mengalir dan berpencar melalui tujuh gua di atas gunung) di tengah pusat sujud, untuk menyaksikan turunnya Nur Ilahi ke bumi diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar