"Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan Cahaya) al-Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu berpuasa, (akan) menyaksikan bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu membesarkan (Nur) Allah (yang telah) ditunjukkan-Nya kepadamu, supaya (Nur Allah yang) kamu (saksikan semakin) terbuka.” (QS. Al-Baqarah: 185)
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, lalu ia mengiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti puasa selama setahun” (HR. Muslim no. 1164, Abu Dawud no. 2433, At-Tirmidzi no. 759)
Puasa itu berasal dari bahasa sankrit dari kata upaviyasa/Viyasa/Vuyasa = menyiksa/mengkebiri.
Sedangkan kata shaum atau shiyam itu artinya mengekang, mengendalikan atau menahan.Yang di tahan atau dikekang atau dikendalikan adalah hawa nafsu atau aliran kesadaran yang ada atau mengalir melalui 9 lubang inderawi yang ada dalam diri. Sedangkan tujuan shiyam itu tergantung dari berapa banyak lubang yang ditahan/dikekang.
Tingkatan Shiyam yang tertinggi adalah menahan ke 9 lubang tersebut secara bersamaan sekaligus, yang bertujuan untuk liqo dengan Allah.
Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad Saw :
"Shaum itu untuk Ku dan Akulah yang berhak memberi ganjarannya".
Apa ganjaran bagi yg bershiyam level seperti itu? Ganjarannya adalah kegembiraan saat bertemu dengan Tuhannya, sesuai dengan hadits : "Setiap orang yang bershaum akan mendapatkan 2 farhat / kegembiraan yaitu saat ifthar/berbuka dan saat liqo robbihi"
Dalam Al Quran di informasikan bahwa Allah itu adalah Nur Langit dn Bumi (QS 24 : 35) yang kalau dihubungkan dengan ganjaran orang yang bershiyam akan menyaksikan dan bertemu dengan Nya, maka didalam surat 2 ayat 185 peristiwa itu di simbolkan dengan kalimat " faman syahida minkumusy syahra falya shumhu = maka barang siapa diantara kamu bershiyam maka kamu akan melihat Syahr (bulan = Cahaya Allah tingkat 2)
Syahrun adalah simbol dari penampakan Nur Allah yang sinarnya berada di tingkat 2 . Hilalun adalah simbol dari penampakan Nur Allah yang sinarnya berada di tingkat 1 . Qomarun adalah simbol dari penampakan Nur Allah yang sinarnya berada di tingkat 3 . Badrun adalah simbol dari penampakan Nur Allah yang sinarnya berada di tingkat 4.
Orang yang bershaum harus terus menyempurnakan kadar Cahaya Allah yang terlihat itu sampai tingkat Badrun atau Purnama. Yang dikiaskan dengan berpuasa sebulan penuh. Dalam Al Quran Surat 2 : 185, hal ini di kiaskan dengan kalimat : Wa litukmilul idatta = dan hendaklah kalian menyempurnakan bilangannya.
Kalau sudah menyempurnakan Cahaya Allah dengan Cahaya Penuh, maka kita harus meningkatkan lagi kesempurnaannya, yang dikiaskan dengan melakukan Shiyam Syawal selama 1 Ahad (6 hari). Syawal = Meningkat.
Hal ini dikiaskan dalam surat 2 : 185, dengan kalimat : "wa litukabbirullaaha ‘alaa maa hadaakum" = Dan hendaklah kalian membesarkan Nur Allah yang telah ditunjukkan Nya kepadamu.
Kalau itu sudah terlaksana dangan baik, maka Insya Allah kita memasuki peningkatan (Syahrul Syawal) dalam menyaksikan kehadiran Nur Allah saat bershiyam, yang diibaratkan dengan tingkatan yang lebih baik dari shaum selama setahun. Hal ini dikiaskan dengan kalimat : "wa la'alakum tasykurun" = dan semoga (Rahasia Tingkatan Nur Ilahi yang) kalian (saksikan semakin) terbuka. Syukur = Terbuka. Kufur = tertutup.
Oleh karena itu, marilah kita tingkatkan shiyam kita dengan Shiyamul Syawal agar Cahaya Ilahi yang kita saksikan lebih meningkat lagi tingkat keterangannya dan semakin terbuka rahasia alam keTuhanan dan Ayat ayat Nya yang tergelar di dalam Al Quran (ayat Qauliyah), ayat yang ada di Alam Semesta (ayat Kauniyah) dan ayat yang ada dalam diri (ayat nafsiyah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar